Dewasa ini
bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini tidak lepas dari cepatnya
perkembangan di dunia teknologi khususnya di bidang media, seperti semakin
banyaknya stasiun televisi, radio, berita online, jejaring sosial dan
sebagainya. Pada era teknologi seperti sekarang, semakin mudah untuk mendapat
informasi dan mengekspresikan apa yang diinginkan. Hal ini tentu saja
berpengaruh pada perkembangan bahasa, seperti munculnya bahasa gaul dari sinetron, kata-kata baru yang dimunculkan
para selebritas, banyak istilah-istilah asing dan sebagainya. Media yang
menjadi suatu model bagi perilaku masyarakat memberikan suatu pengaruh besar
terhadap pergeseran Bahasa Indonesia. Pemakaian
bahasa yang tepat dalam media massa akan memiliki dampak yang positif dalam
pemakaian bahasa masyarakat. Sebaliknya, jika bahasa dalam media massa kacau,
akan memberikan pengaruh yang negatif, terutama bagi mereka yang tidak tahu
akan kaidah bahasa.
Salah satu selebritas yang rajin memunculkan istilah atau kata-kata
baru adalah Syahrini, misalnya kata “cetar membahana badai”. Jika dianalisis
kata “cetar” berarti tiruan bunyi cambuk yang dipukulkan, “membahana” berarti
bergema atau berkumandang, dan “badai” artinya angin kencang yang menyertai
cuaca buruk. Lantas apa maknanya secara keseluruhan? Walaupun kata-katanya enak
didengar tapi maknanya tidak jelas. Syahrini sendiri mengunkapkan bahwa kata
cetar membahana badai adalah ungkapan untuk sesuatu yang luar biasa atau hebat.
Selain “cetar membahana badai”, Syahrini juga pernah menjadi fenomena karena
kata “sesuatu” dan “alhamdulillah yah”. Fenomena penambahan kata “sesuatu” di
hampir tiap kalimat yang dia katakan sebenarnya merupakan gejala yang hampir
sama dengan Vicky, yaitu penggunaan sebuah kata yang tidak tepat pada tempatnya.
Selain hal di atas, dalam sebuah video wawancara yang berjudul video sok intelek
syahrini 2013 yang dapat di saksikan di youtube , Syahrini banyak
menggunakan kata dalam bahasa Ingris yang tidak tepat. Syahrini mengucapkan kata
“poloshot”, yang seharusnya "follow shot”, dan “confie” yang dimaksud
“comfort”. Selain itu, ia juga melafalkan kata “mandarin” dengan kata
“mandern”, dan “famous” dengan “vimes”. Lalu ia menyebut kata “speech” yang
berarti pidato dengan kata “speechman”. Masih dalam wawancara tersebut,
Syahrini mengaku tidak ingin disebut Go Internasional karena konsernya masih
berada di wilayah Asia. Namun lucunya,ia menyebut negara-negara Asia Tenggara,
sebagai negara Asia Timur. “Ini kan skupnya masih Asia Timur, Japan, Hongkong,
Singapura, Malaysia, Brunei, dan Indonesia,” kata Syahrini. Lucunya lagi, ia
hanya ingin debut konsernya di Singapura itu disebut sebagai ‘Go Asianel’.
“Insya Allah kalau go asianel,” papar Syahrini.
Setidaknya terdapat dua kemungkinan dalam kesalahan penggunaan
bahasa oleh Syahrini. Pertama mungkin Syahrini memang benar tidak tahu atau
yang kedua mungkin disengaja oleh syahrini untuk mencari sensasi seperti yang lazim
terjadi didunia selebritas. Kalau dianalisis dari kemungkinan pertama, berarti
Syahrini memiliki pengetahuan bahasa yang tidak cukup, sehingga banyak terjadi
kesalahan dalam penggunaan bahasa. Namun yang menarik kesalahan Syahrini banyak
didominasi pada penggunaan bahasa Inggris. Ini merupakan fenomena baru di masyarakat,
seseorang lebih bergengsi ketika menggunakan bahasa Inggris dibanding dengan
bahasa Indonesia. Seseorang akan dikesankan lebih pintar jika bisa berbicara
dalam bahasa asing. Tentu ini tidak sepenuhnya salah, tetapi yang menjadi
masalah adalah ketika bahasa Indonesia dicampuradukkan dengan bahasa asing.
Jika memang belum meguasai secara tepat suatu bahasa asing seyogyanya
gunakanlah bahasa Indonesia saja, tanpa mencampuradukkan keduanya. Rasa minder menggunakan bahasa sendiri mungkin
menjadi faktor merosotnya penggunaan bahasa Indonesia dan justru bangga dapat
fasih mengucapkan kata-kata asing.
Dari kemungkinan kedua, dapat disimpulkan bahwa di dunia selebritas
kesalahan merupakan hal yang wajar karena untuk mencari sensasi agar tetap
terkenal. Tentu ini ironis, di tempat lain untuk menjadi sukses kita harus
rajin, tekun, dan tak berbuat kesalahan atau berprestasi. Namun yang terjadi di
dunia selebritas justru sebaliknya, kalau ingin sukses buatlah kesalahan
buatlah sesuatu yang nyeleneh untuk menjadi terkenal.
Munculnya bahasa gaul dan bahasa-bahasa nyeleneh, dalam satu sisi
bisa dilihat sebagai suatu seni atau kreativitas dalam berbahasa. Di sisi lain,
pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan penjaga kelestarian bahasa Indonesia
harus menanggapinya dengan serius jangan sampai hal ini menjadi bahaya laten
yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Pemerintah harus lebih gencar
dalam menyosialisasikan dan mempromosikan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Tugas ini bukan saja milik pemerintah, melainkan juga tugas
masyarakat secara umum untuk disiplin dalam berbahasa yaitu tetap menggunakan
dan menjaga bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai penutur asli sudah
menjadi kewajiban untuk melestarikan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah yang
telah ditetapkan oleh pemerintah. Di samping itu, disiplin berbahasa nasional
juga menunjukkan rasa cinta keada bahapsa, tanah air, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Setiap warga negara Indonesia mesti bangga mempunyai bahasa
Indonesia dan lalu menggunakannya dengan baik dan benar. Setiap warga negara
yang baik mesti malu apabila tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar.
Nama : Malik Arrozzaq
NIM : 13150049
Kelas : SI A
Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar