Pages

Sabtu, 12 Juli 2014

SYAHRINI DAN GAYA BAHASANYA




Dewasa ini bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat  pesat. Hal ini tidak lepas dari cepatnya perkembangan di dunia teknologi khususnya di bidang media, seperti semakin banyaknya stasiun televisi, radio, berita online, jejaring sosial dan sebagainya. Pada era teknologi seperti sekarang, semakin mudah untuk mendapat informasi dan mengekspresikan apa yang diinginkan. Hal ini tentu saja berpengaruh pada perkembangan bahasa, seperti munculnya bahasa gaul dari  sinetron, kata-kata baru yang dimunculkan para selebritas, banyak istilah-istilah asing dan sebagainya. Media yang menjadi suatu model bagi perilaku masyarakat memberikan suatu pengaruh besar terhadap pergeseran Bahasa Indonesia. Pemakaian bahasa yang tepat dalam media massa akan memiliki dampak yang positif dalam pemakaian bahasa masyarakat. Sebaliknya, jika bahasa dalam media massa kacau, akan memberikan pengaruh yang negatif, terutama bagi mereka yang tidak tahu akan kaidah bahasa.

Salah satu selebritas yang rajin memunculkan istilah atau kata-kata baru adalah Syahrini, misalnya kata “cetar membahana badai”. Jika dianalisis kata “cetar” berarti tiruan bunyi cambuk yang dipukulkan, “membahana” berarti bergema atau berkumandang, dan “badai” artinya angin kencang yang menyertai cuaca buruk. Lantas apa maknanya secara keseluruhan? Walaupun kata-katanya enak didengar tapi maknanya tidak jelas. Syahrini sendiri mengunkapkan bahwa kata cetar membahana badai adalah ungkapan untuk sesuatu yang luar biasa atau hebat. Selain “cetar membahana badai”, Syahrini juga pernah menjadi fenomena karena kata “sesuatu” dan “alhamdulillah yah”. Fenomena penambahan kata “sesuatu” di hampir tiap kalimat yang dia katakan sebenarnya merupakan gejala yang hampir sama dengan Vicky, yaitu penggunaan sebuah kata yang tidak tepat pada tempatnya.

Selain hal di atas, dalam sebuah video  wawancara yang berjudul video sok intelek syahrini 2013 yang dapat di saksikan di youtube , Syahrini banyak menggunakan kata dalam bahasa Ingris yang tidak tepat. Syahrini mengucapkan kata “poloshot”, yang seharusnya "follow shot”, dan “confie” yang dimaksud “comfort”. Selain itu, ia juga melafalkan kata “mandarin” dengan kata “mandern”, dan “famous” dengan “vimes”. Lalu ia menyebut kata “speech” yang berarti pidato dengan kata “speechman”. Masih dalam wawancara tersebut, Syahrini mengaku tidak ingin disebut Go Internasional karena konsernya masih berada di wilayah Asia. Namun lucunya,ia menyebut negara-negara Asia Tenggara, sebagai negara Asia Timur. “Ini kan skupnya masih Asia Timur, Japan, Hongkong, Singapura, Malaysia, Brunei, dan Indonesia,” kata Syahrini. Lucunya lagi, ia hanya ingin debut konsernya di Singapura itu disebut sebagai ‘Go Asianel’. “Insya Allah kalau go asianel,” papar Syahrini.

Setidaknya terdapat dua kemungkinan dalam kesalahan penggunaan bahasa oleh Syahrini. Pertama mungkin Syahrini memang benar tidak tahu atau yang kedua mungkin disengaja oleh syahrini untuk mencari sensasi seperti yang lazim terjadi didunia selebritas. Kalau dianalisis dari kemungkinan pertama, berarti Syahrini memiliki pengetahuan bahasa yang tidak cukup, sehingga banyak terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa. Namun yang menarik kesalahan Syahrini banyak didominasi pada penggunaan bahasa Inggris. Ini merupakan fenomena baru di masyarakat, seseorang lebih bergengsi ketika menggunakan bahasa Inggris dibanding dengan bahasa Indonesia. Seseorang akan dikesankan lebih pintar jika bisa berbicara dalam bahasa asing. Tentu ini tidak sepenuhnya salah, tetapi yang menjadi masalah adalah ketika bahasa Indonesia dicampuradukkan dengan bahasa asing. Jika memang belum meguasai secara tepat suatu bahasa asing seyogyanya gunakanlah bahasa Indonesia saja, tanpa mencampuradukkan keduanya. Rasa minder menggunakan bahasa sendiri mungkin menjadi faktor merosotnya penggunaan bahasa Indonesia dan justru bangga dapat fasih mengucapkan kata-kata asing.

Dari kemungkinan kedua, dapat disimpulkan bahwa di dunia selebritas kesalahan merupakan hal yang wajar karena untuk mencari sensasi agar tetap terkenal. Tentu ini ironis, di tempat lain untuk menjadi sukses kita harus rajin, tekun, dan tak berbuat kesalahan atau berprestasi. Namun yang terjadi di dunia selebritas justru sebaliknya, kalau ingin sukses buatlah kesalahan buatlah sesuatu yang nyeleneh untuk menjadi terkenal.

Munculnya bahasa gaul dan bahasa-bahasa nyeleneh, dalam satu sisi bisa dilihat sebagai suatu seni atau kreativitas dalam berbahasa. Di sisi lain, pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan penjaga kelestarian bahasa Indonesia harus menanggapinya dengan serius jangan sampai hal ini menjadi bahaya laten yang dapat mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Pemerintah harus lebih gencar dalam menyosialisasikan dan mempromosikan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tugas ini bukan saja milik pemerintah, melainkan juga tugas masyarakat secara umum untuk disiplin dalam berbahasa yaitu tetap menggunakan dan menjaga bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebagai penutur asli sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan bahasa Indonesia yang sesuai kaidah yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di samping itu, disiplin berbahasa nasional juga menunjukkan rasa cinta keada bahapsa, tanah air, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setiap warga negara Indonesia mesti bangga mempunyai bahasa Indonesia dan lalu menggunakannya dengan baik dan benar. Setiap warga negara yang baik mesti malu apabila tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.




Nama           : Malik Arrozzaq
NIM             : 13150049
Kelas            : SI A
Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar